Friday, July 7, 2017

Tugas Online 6 Filsafat Manusia

Esensi Manusia Menurut SÖREN KIERKEGAARD

Eksistensialisme secara etimologi yakni berasal dari kata eksistensi, dari bahasa latin existere yang berarti muncul, ada, timbul, memilih keberadaan aktual. Adapun eksistensialisme sendiri adalah gerakan filsafat yang menentang esensialisme, pusat perhatiannya adalah situasi manusia.
Eksistensialisme
merupakan paham yang sangat berpengaruh di abad modern, paham ini akan menyadarkan pentingnya kesadaran diri. Dimana manusia disadarkan atas keberadaannya di bumi ini. Pandangan yang menyatakan bahwa eksistensi bukanlah objek dari berpikir abstrak atau pengalaman kognitif (akal pikiran), tetapi merupakan eksistensi atau pengalaman langsung yang bersifat pribadi dan dalam batin individu. Beberapa ciri dalam eksistensialisme, diantaranya:
a. Motif pokok yakni cara manusia berada, hanya manusialah yang bereksistensi. Dimana eksistensi adalah cara khas manusia berada, dan pusat perhatian ada pada manusia, karena itu berisfat humanistic.
b. Bereksistensi harus diartikan secara dinamis. Bereksistensi berarti menciptakan dirinya secara aktif. Bereksistensi berarti berbuat, menjadi, merencanakan. Setiap saat manusia menjadi lebih atau kurang dari keadaaannya.
c. Didalam filsafat eksistensialisme manusia dipandang sebagai terbuka.  Manusia adalah realitas yang belum selesai, yang masih harus dibentuk. Pada hakikatnya manusia terikat pada dunia sekitarnya, terlebih-lebih pada sesama manusia.
d. Filsafat eksistensialisme memberi tekanan pada pengalaman konkret, pengalaman eksistensial.
Soren Kierkegaard adalah seorang tokoh eksistensialisme yang pertama kali memeperkenalkan istilah “eksistensi” pertama di abad ke-20, Kirkegaard memiliki pandangan bahwa seluruh realitas eksistensi hanya dapat dialami secara subjek oleh manusia, dan mengandaikan bahwa kebenaran adalah individu yang bereksistensi. Kirkegaard juga memiliki pemikiran bahwa eksistensi manusia bukanlah statis namun senantiasa menjadi. Artinya manusia selalu bergerak dari kemungkinan untuk menjadi suatu kenyataan. Melalui proses tersebut manusia memperoleh kebebasan untuk mengembangkan suatu keinginan yang manusia miliki sendiri. Karena eksistensi manusia terjadi karena adanya kebebasan, dan sebaliknya kebebasan muncul karena tindakan yang dilakukan manusia tersebut.
Menurut Kirkegaard eksistensi adalah suatu keputusan yang berani diambil oleh manusia untuk menentukan hidupnya, dan menerima konsekuensi yang telah manusia ambil. Jika manusia tidak berani untuk melakukannya maka manusia tidak bereksistensi dengan sebenarnya. Tiap eksistensi memiliki cirinya yang khas. Kierkegaard telah mengklasifikasikan menjadi 3 tahap. Yakni tahap estetis (the aesthetic stage), etis (the ethical stage), dan religious (the religious stage). Seperti dalam beberapa karyanya: The Diary af a Seducer, Either/Or, In Vino Veritas, Fear and Trrem Beling, dan Guilty-Not Guilty, yang sebenarnya merupakan refleksi hidup pribadinya.

 A. Tahap Estetis (The Aesthetic Stage)
Tahap ini merupakan situasi keputusasaan sebagai situai batas dari eksistensi yang merupakan ciri khas tahap tersebut. Adapun dalam tahap estetis yakni terdapat:
a. Pengalaman emosi dan sensual memiliki ruang yang terbuka
Dalam pembahasan ini, Kierkegaard menerangkan adanya dua kapasitas dalam hidup ini, yakni sebagai manusia sensual yang merujuk pada inderawi dan makhluk rohani yang merujuk pada manusia yang sadar secara rasio. Pada tahap ini cenderung pada wilyah inderawi. Jadi, kesenangan yang akan dikejar berupa kesenangan inderawi yang hanya didapat dalam kenikmatan segera. Sehingga akan berbahaya jika manusia akan diperbudak oleh kesenangan nafsu, dimana kesenangan yang diperoleh dengan cara instan. Terdapat perbuatan radikal dari tahap ini adalah adanya kecenderungan untuk menolak moral universal. Hal ini dilakukan karena kaidah moral dinilai dalam mengurangi untuk memperoleh kenikmatan inderawi yang didapat. Sehingga dalam tahap ini tidak ada pertimbangan baik dan buruk, yang ada adalah kepuasaan dan frustasi, nikmat dan sakit, senang dan susah, ekstasi dan putus asa.
Kierkegaard telah memaparkan bahwa manusia estetis memiliki jiwa dan pola hidup berdasarkan keinginan-keinginan pribadinya, naluriah dan perasaannya yang mana tidak mau dibatasi. Sehingga manusia estetis memiliki sifat yang sangat egois dalam mementingkan dirinya sendiri. Jadi dapat dikatakan bahwa manusia dalam tahap estetis pada dasarnya tidak memiliki ketenangan. Hal ini dikarenakan manusia ketika sudah memperoleh satu hasil yang di inginkannya ia akan berusaha mencapai yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan inderawinya. Ia juga akan mengalami kekurangan dan kekosongan dalam kehidupannya, sehingga manusia yang seperti ini tidak dapat menemukan harapannya. Adapun manusia dapat kleluar dari zona ini yakni dengan mencapai tahap keputusasaan. Dimana Ketika manusia estetis mencari kepuasan secara terus menerus dan tidak kunjung menemukannnya, maka diposisi seperti itulah manusia dapat berputus asa (despair). 
 B. Tahap Etis (The Ethical Stage)
Tahap etis merupakan lanjutan dari tahap estetis, tahap ini lebih tinggi dari tahap sebelumnya yang hanya berakhir dengan keputusasaan dan kekecewaan. Melainkan tahap etis ini dianggap lebih menjanjikan untuk memperoleh kehidupan yang menenangkan. Adapun keterangan lebih lanjut yaknia. Kaidah-kaidah moral menjadi hal yang dipertimbangkan Dalam tahap etis, individu telah memperhatikan aturan-aturan universal yang harus diperhatikan. Dimana individu telah sadar memiliki kehidupan dengan orang lain dan memiliki sebuah aturan. Sehingga dalam suatu kehidupan akan mempertimbangkan adanya nilai baik atau buruk. Pada tahap inilah manusia tidak lagi membiarkan kehidupannya terlena dalam kesenangan inderawi. Manusia secara sadar diri menerima dengan kemauannya sendiri pada suatu aturan tertentu.   Bahkan pada tahap etis manusia melihat norma sebagai suatu hal yang dibutuhkan dalam kehidupannya. Manusia telah berusaha untuk mencapai asas-asas moral universal. Namun, manusia etis masih terkungkung dalam dirinya sendiri, karena dia masih bersikap imanen, artinya mengandalkan kekuatan rasionya belaka.5 Dimana orang etis benar-benar menginginkan adanya aturan karena aturan membimbing dan mengarahkannya, terutama ketika hidup dalam kebersamaan. Sehingga dalam kondisi ini terdapat kebebasan individu yang dipertanggungjawabkan.  Adapun aturan dan norma merupakan wujud kongkret untuk memberikan pencerahan dalam suatu problematika. Sehingga Manusia akan menjadi saling menghargai dan tidak arogan dengan manusia yang lain. Mereka pada akhirnya dapat hidup dalam tatanan masyarakat yang baik.    
C. Tahap Religious (The Religious Stage)
Eksistensi pada tahap religious merupakan tahapan yang paling tinggi dalam pandangan Kerkegaard. Adapun keterangan selanjutnya dapat dilihat dibawah ini:
a.       Keputusasaan sebagai cara cepat menuju kepercayaan
Keputusasaan merupakan tahap menuju permulaan yang sesungguhnya, dan bukan menjadi final dalam kehidupan. Sehingga keputusasaan dijadikan sebagai tahap awal menuju eksistensi religious yang sebenarnya. Dimana tahap ini tidak lagi menggeluti hal-hal yang konkrit melainkan langsung menembus inti yang paling dalam dari manusia,6 yaitu pengakuan individu akan Tuhan sebagai realitas yang Absolut dan kesadarannya sebagai pendosa yang membutuhkan pengampunan dari Tuhan.
Pada dasarnya keputusasaan telah dianggap sebagai sebuah penderitaan yang mendalam dialami oleh individu. Hal ini dapat terjadi jika keputusasaan dilakukan tanpa adanya kesadaran atau sadar namun tidak memiliki respon yang positif atau kehendak dan aksi untuk membenarkan, sehingga akan menyudutkan manusia pada jurang kehancuran. Kesadaran untuk membenarkan yang dimaksud adalah kemauan dari diri individu untuk sadar akan kekurangannya dan menyerahkan diri pada tuhan. Dimana individu mengakui bahwa ada realitas tuhan yang sebagai pedoman. Dengan demikian, individu jikamengalami problematika dalam hidupnya tidak akan mudah tergoyah. Adapun individu mengalami problem ia akan berpegang dengan tali yang sangat kuat yakni dengan keyakinan. Adapun pada tahap ini individu membuat komitmen personal dan melakukan apa yang disebutnya “lompatan iman”. Lompatan ini bersifat non-rasional dan biasa kita sebut pertobatan. Sehingga manusia dalam menyerahkan diri kepada tuhan tidak memiliki syarat tertentu, melainkan dengan kesadaran menyadari realitas yang ada. Manusia tidak merasa dalam keadaan terbelenggu. Tahap religious merupakan hasil dari kristalisasi perjalan hidup, yang akan melahirkan sikap bijaksana dalam individu. Seseorang yang mendapat konklusi dari dalam dirinya atau secara bahasa lain pengalaman pribadi akan lebih menyentuh pada ranah terdalam dalam diri manusia. Yang mana dalam perjalannya terdapat penyerahan, sehingga untuk memperoleh jalan terakhir untuk memperoleh ketenangan hidup hanyalah dengan menyatu dengan tuhan. Sehingga manusia dalam menyerahkan diri kepada tuhan dituntut untuk menyerahkan diri secara terbuka tanpa ada rasa setengah hati. Individu disini memiliki keyakinan bahwa tuhan dapat menghapus penderitaan dan keputusasaan yang dialami manusia. Maka dari itu, Kierkegaard memberi istilah pada situasi ini sebagai loncatan kepercayaan. Kierkegaard disini menjelaskan bahwa satu-satunya jalan untuk sampaipada tuhan yakni dengan kepercayaan atau iman. Sehingga manusia disini tidak mempunyai suatu formula yang objektif dan rasional, melainkan semua berjalan berdasarkan subjektifitas individu yang diperoleh hanya dengan iman.
Sumber :
1. Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 185
2. F. Budi Hardiman, Filsafat Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche, (Jakarta: Gramedia, 2007), 251
3. Hidya Tjaya, Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri, (Jakarta: Gramedia, 2004), 89.
4. F. Budi Hardiman, Filsafat Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche, 253.
5. Save M Dagun, Filsafat Eksistensialisme, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), 52.
6. F. Budi Hardiman, Filsafat Modern Dari Machiavelli Sampai Nietzsche, 253.

Friday, June 16, 2017

Tugas Online 5 Filsafat Manusia

JEAN PAUL SARTRE

Jean Paul Sartre adalah seorang filsuf dan penulis asal Perancis, dan dikenal sebagai pengembang aliran eksistensialisme. Pemikiran Sartre tertuang dalam bentuk tulisan  L’Existentialisme est un humanism. Pemikiran Satre mengenai manusia dan kebebasannya dapat dipahami melalui pemahamannya mengenai eksistensi dan esensi manusia. Sartre memiliki kepercayaan eksistensi mendahului esensi; usaha untuk menjelaskan kenyataan adanya manusia tidak sama dengan kenyataan adanya benda-benda. Beradanya manusia disebut Sartre dengan istilah ėrtre pour-soi, being for itself, cara berada yang terbuka, dinamis, dan dengan kesadaran subyektif. Suatu kenyataan yang berbeda dengan benda-benda yang cara beradanya diistilahkan Sartre dengan ėrtre en-soi. Yang dimaksudkan dengan cara berada seperti ini adalah cara berada yang bersifat tertutup, statis, pasif, dan tanpa kesadaran.

Sartre berpendapat bahwa hakikat manusia adalah kebebasan dan kebebasan manusia itu bersifat mutlak dan hanya dimiliki oleh manusia semata. Kebebasan merupakan suatu kemutlakkan karena inilah yang menjadi syarat bagi pengembangan dan pembangunan diri manusia. Human rality is free, bassically and completely free. Semua manusia harus memilih dan mengambil keputusan walaupun tanpa penentuan yang otoritatif. Pengambilan keputusan berkaitan langsung dengan penentuan esensi manusia itu sendiri.

Manusia adalah individu yang lebih dahulu bereksistensi dan kemudian ia sendiri menentukan esensinya dengan membuat pilihan-pilihan bebas atas pelbagai kemungkinan yang dihadapinya. Manusia bebas menentukan apa yang menjadi esensi dirinya. Dan penentuan ini dilakukannya dengan membuat pilihan-pilihan. Akan tetapi, kebebasan membuat pilihan ini disertai dengan rasa takut yang mendalam, karena dengan pilihan itu  manusia menyatakan tanggung jawabnya bukan terhadap dirinya sendiri tapi juga terhadap orang-orang lain. Manusia bertanggung jawab atas keseluruhan eksistansi dirinya dan bertanggung jawab pula atas semua manusia, karena manusia terus menerus akan memilih. Dengan memilih diri sendiri sekaligus manusia juga memilih untuk orang lain.

Dalam kaitan dengan sesama manusia, eksistensi manusia harus memperhitungkan kebebasan orang lain. Manusia tidak boleh membuat kebebasan menjadi tujuan tanpa sekaligus berbuat hal yang sama dengan kebebasan orang lain. Saya adalah bebas tetapi dalam kebebasan saya  sepantasnya memberikan peluang juga kepada orang lain untuk mengungkapkan kebebasannya. Sartre pernah menyebutkan orang lain sebagai “neraka”, tetapi ia juga menginginkan suatu ikatan dan akhirnya menemukan orang lain sebagai syarat untuk eksistensinya sendiri. Dalam kaitan dengan ini, ia pernah menyampaikan pandangannya tentang relasi dengan orang lain sebagai berikut: hakekat relasi-relasi antara manusia ternyata adalah konflik: orang lain membuat saya menjadi obyek atau saya membuat hal yang sama pada orang lain. Manusia hanya akan lebih dekat satu dengan yang lain kalau bergabung melawan orang ketiga, karena dengan demikian akan muncul “kita” yang obyektif. Konteks pandangannya merupakan kritik kepada kenyataan hidup yang terbelenggu dalam kebiasaan menjadikan orang lain sebagai obyek yang berfungsi sebagai sarana pengembangan diri sendiri.

Sartre menolak kenyataan adanya Tuhan. Seandainya Tuhan ada, maka Dia akan merupakan identitas penuh dari ada dan kesadaran. Ia memilih secara sadar jalan hidupnya sebagai Atheis. Jika ada Tuhan yang Mahatahu dan Mahakuasa, maka segala yang bukan Tuhan adalah ciptaan-Nya. Dia menolak bahwa dalam diri Tuhan terdapat semacam rencana penciptaan esensi benda-benda, termasuk esensi manusia yang  telah ditentukan. Dia menolak bahwa manusia tidak dapat berubah secara hakiki dan tidak dapat mencapai taraf tinggi daripada yang ditentukan Tuhan. Dalam konteks kebebasan, manusia tidak mungkin menentukan secara bebas kehidupnya jika ia harus bertindak sesuai dengan intervensi dari Tuhan. Manusia adalah kebebasan sehingga ia sendiri yang menentukan esensinya dan bukan esensi itu sudah ada pada Tuhan sebelum manusia bereksistensi.

Friday, June 2, 2017

Tugas Online 4 Filsafat Manusia

Auguste Comte

Auguste Comte dikenal sebagai bapak Sosiologi. Banyak pemikirannya yang tersebar luas, salah satu nya adalah penjabaran sejarah perkembangan social atau peradaban manusia. Teori ini membagi fase perkembangan peradaban menjadi 3 tahap., antara lain : tahap teologis, metafisika, dan positifistik.
  1. Pada tahap Teologis, manusia percaya bahwa dibelakang gejala-gejala alam terdapat kuasa-kuasa adikodrati yang mengatur fungsi dan gerak gejala-gejala tersebut. Kuasa-kuasa ini dianggap sebagai makhluk yang memiliki rasio dan kehendak seperti manusia. Tetapi orang percaya bahwa mereka berada pada tingkatan lebih tinggi dari pada makhluk-makhluk selain insani. Pada taraf pemikiran ini terdapat lagi tiga tahap. Pertama, tahap yang paling bersahaja atau primitif, dimana orang menganggap bahwa segala benda berjiwa (animisme). Kedua, tahap ketika orang menurunkan kelompok hal-hal tertentu, dimana seluruhnya diturunkan dari suatu kekuatan adikodrati yang melatarbelakanginya sedemikian rupa hingga tiap tahapan gejala-gejala memiliki dewa sendiri-sendiri(polytheisme). Gejala-gejala “suci” dapat disebut “dewa-dewa”, dan “dewa-dewa” ini dapat diatur dalam suatu sistem, sehingga menjadi politeisme dengan spesialisasi. Ada dewa api, dewa lautan, dewa angin, dan seterusnya. Ketiga, adalah tahapan tertinggi, dimana pada tahap ini orang mengganti dewa yang bermacam-macam itu dengan satu tokoh tertinggi (esa), yaitu dalam monotheisme. manusia percaya kepada kemungkinan adanya sesuatu yang mutlak. Artinya, di balik setiap kejadian tersirat adanya maksud tertentu.
  2. Tahap Metafisik, tahap ini sebenarnya hanya merupakan varian dari cara berpikir teologis, karena di dalam tahap ini dewa-dewa hanya diganti dengan kekuatan-kekuatan abstrak, dengan pengertian atau dengan benda-benda lahiriah, yang kemudian dipersatukan dalam sesuatu yang bersifat umum, yang disebut dengan alam. Terjemahan metafisis dari monoteisme itu misalnya terdapat dalam pendapat bahwa semua kekuatan kosmis dapat disimpulkan dalam konsep “alam”, sebagai asal mula semua gejala.
  3. Tahap positifistik, pada tahap ini orang tahu bahwa tiada gunanya lagi untuk berusaha mencapai pengenalan atau pengetahuan yang mutlak, baik pengenalan teologis maupun metafisik. Ia tidak lagi mau mencari asal dan tujuan terakhir seluruh alam semesta ini, atau melacak hakekat yang sejati dari “segala sesuatu” yang berada di belakang segala sesuatu. Sekarang orang berusaha menemukan hukum-hukum kesamaan dan urutan yang terdapat pada fakta-fakta yang disajikan kepadanya, yaitu dengan “pengamatan” dan dengan “memakai akalnya”. Pada tahap ini pengertian “menerangkan” berarti fakta-fakta yang khusus dihubungkan dengan suatu fakta umum. Dengan demikian, tujuan tertinggi dari tahap positif ini adalah menyusun dan dan mengatur segala gejala di bawah satu fakta yang umum.

Friday, May 19, 2017

Tugas Online 3 Filsafat Manusia

Nietzsche
Nietzsche adalah seorang filsuf yang memiliki pemikiran naturalistic (naturalistic thinker) yang melihat manusia dari insting-insting alamiahnya (natural instincts) yang mirip dengan hewan, maupun makhluk hidup lainnya. Nietzsche menolak konsep filsafat tradisional, seperti kehendak bebas (free will), substansi (substances), kesatuan jiwa, dan lain sebagainya. Nietzsche terkenal sebagai filsuf yang melihat dunia secara positif.

Pemikiran Nietzsche yang paling terkenal antara lain adalah mengenai kehendak untuk berkuasa (the will of power). Ada 3 pengertian dasar mengenai kehendak untuk berkuasa (the will of power), yakni
  • kehendak untuk berkuasa sebagai abstraksi dari realitas,
  • sebagai aspek terdalam sekaligus tertinggi dalam realitas (the nature of realty), dan
  • sebagai realitas itu sendiri (realty as such)

Ketiga makna tersebut dapat disingkat sebagai hakekat terdalam dari alam semesta beserta dengan geraknya yang dilihat dari sisi yang paling gelap. Kehendak untuk berkuasa adalah dorongan yang mempengaruhi dan membentuk apapun yang ada, sekaligus merupakan hasil dari semua proses-proses realita itu sendiri. Dorongan ini tidak dapat ditahan apalagi dimusnahkan karena segala sesuatu yang ada berasal dari padanya. Semua ini terjadi tanpa ada satu sosok yang disebut pencipta, atau subyek agung. Semua ini adalah gerak realitas itu sendiri yang berjalan mekanis, tanpa pencipta dan tanpa arah. Menurut Nietzsche, dunia ini manusia hanya membutuhkan dua hal untuk mendapatkan pengetahuan, yaitu subjektivitas (subjectivity) dan kemampuan untuk menafsir (interpretation).

Pemikiran Nietzsche mengenai kehendak untuk berkuasa bukanlah pandangan dunia yang sistematis. Konsep ini lebih merupakan upayanya untuk menyibak berbagai situasa dalam dunia, dan menemukan yang menjadi dasar dari semuanya. Konsep ini lahir dan berkembang setelah membahas konsep kehendak buta milik Schophenhauer. Kehendak untuk berkuasa mencakup sikap merayakan hidup dengan segala sesuatu yang ada di dalamnya, dan keberpihakan ada energi-energi yang selama ini ditekan oleh agama dan moral tradisional, namun kehendak berkuasa juga bisa dilihat sebagai simbol dari kritiknya terhadap modernitas. Nietzsche mengajak untuk menerima diri kita apa adanya, tidak menolak, atau bahkan mengutuk kekuasaan yang sesungguhnya merupakan dorongan alamiah kita sebagai manusia. Dengan penerimaan semacam ini, kekuasaan tidak lagi menjadi destruktif, tetapi bisa didorong sebagai kekuatan untuk mencipta.

Saturday, April 22, 2017

Tugas Online 2 Filsafat Manusia

Schopenhauer
  1. Biografi Singkat
Arthur Schopenhauer lahir di Danzig (sekarang Gdańsk). Dia adalah putra dari Heinrich Floris Schopenhauer dan Johanna Schopenhauer. Kedua orang tuannya adalah keturunan orang kaya Jerman dan keluarga bangsawan. Keluarga Schopenhauer pindah ke Humburg ketika Kerajaan Prussia dikuasai Polish-Lithuanian Commonwealth kota Danzig tahun 1793. Tahun 1805, ayah Schopenhauer bunuh diri. Setelah itu, ibu Schopenhauer, Johanna pindah ke Weimar, yang kemudian menjadi pusat literatur Jerman. Kepergiannya ke sana untuk melanjutkan kariernya sebagai penulis. Setahun kemudian, Schopenhauer meninggalkan bisnis keluarganya yang ada di Humburg. Dia pergi ke Weimar dan tinggal dengan ibunya.

Schopenhauer pun kuliah dan menjadi mahasiswa di Universitas Göttingen pada tahun 1809. Pada masa perkuliahannya, dia belajar tentang metafisika dan psikologi di bawah bimbingan Gottlob Ernst Schulze, penulis buku Aenesidemus, yang mengajurkannya agar berkonsentrasi pada Plato dan Immanuel Kant. Pada tahun 1811 sampai tahun 1812, dia mengikuti kuliah dari Johann Gottlieb Fichte, seorang filsuf post-Kant terkemuka dan dari seorang teolog Friedrich Schleiermacher.

Selama di Berlin

Pada tahun 1814, Schopenhauer memulai pekerjaannya sebagai penulis dengan judul bukunya The World as Will and Representation (Die Welt als Wille und Vorstellung), Dunia sebagai Kehendak dan Gagasan. Dia menyelesaikannya pada tahun 1818 dan menerbitkannya setahun kemudian. Pada tahun 1820 Schopenhauer menjadi dosen di Universitas Berlin. Dia menjadwalkan untuk memberikan kuliah yang sama dengan pemikiran filsuf terkenal G. W. F. Hegel. Schopenhauer menyebutnya sebagai clumsy charlata. Namun, hanya lima orang yang berminat mengikuti kuliahnya dan dia pun di keluarkan dari akademi tersebut.
Ketika berada di Berlin, Schopenhauer pernah menjadi tersangka atas tuduhan dari seorang wanita bernama Caroline Marquet. Wanita tersebut menuduh Schopenhauer telah mendorongnya. Di dalam pengadilan Schopenhauer bersaksi bahwa wanita itu telah mengganggunya dengan suaranya yang keras di depan pintu Schopenhauer. Caroline Marquet pun menuduh Schopenhauer telah memukulnya setelah wanita itu menolak untuk pergi dari pintunya. Marquet pun menang di dalam pengadilan tersebut. Schopenhauer pun dituntut membayar wanita itu selama dua puluh tahun ke depan. Ketika perempuan itu meninggal dunia, Schopenhauer menulis sertifikat kematiannya dengan Obit anus, abit onus ("The old woman dies, the burden flies"). Hal inilah mungkin yang membuat dia sangat membenci wanita.
Pada tahun 1812, dia jatuh cinta kepada seorang gadis berusia Sembilan belas tahun Gadis itu seorang penyanyi opera dan bernama Caroline Richter. Mereka pun sempat berhubungan dengannya selama beberapa tahun. Namun, dia membatalkan rencana pernikahannya.
Setelah kematian ayahnya, Schopenhauer meneruskan bisnis ayahnya sebagai pedagang. Usaha itu dijalankannya selama dua tahun. Sedangkan ibunya pergi ke Weimar. Schopenhauer pun belajar di Gota Gym. Setelah itu, dia meninggalkannya karena muak dengan cercaan gurunya. Dia pun pergi ke tempat menemui ibunya. Ibunya pda waktu itu telah membuka sebuah salon kecil. Namun, dia tidak cocok dengan pekerjaan ibunya itu dan dia pun muak dengan ibunya yang dianggap melupakan kenangan bersama ayahnya. Schopenhauer pun kemudian berkuliah di sebuah universitas. Di sana dia menulis buku pertamanya, On the Fourfold Root of the Principle of Sufficient Reason.


Pindah ke Frankrut



Pada tahun 1813, wabah kolera menyerang Berlin dan Schopenhauer tinggal di kota itu. Schopenhauer pun menetap di Frankfrut tahun 1833. Pada saat itu, dia telah berusia dua puluh tujuh tahun. dia tinggal sendirian di Frankfrut, kecuali dengan binatang kesangannya Atman dan Butz. Karyanya berupa pemikiran yang paling menonjol di sepanjang hidupnya adalah Senilia. Judul ini diterbitkan sebagai penghargaan kepadanya. Schopenhauer mempunyai sebuah undang-undang yang kuat. Pemikiran Schopenhauer banyak dipengaruhi oleh pandangan Buddha dan filsuf Imanuel Kant. Kekagumannya kepada keduanya itu ama besar. Hal ini terlihat dari ruang kerjanya dipasang dengan kedua patung tokoh tersebut.


Pada tahun 1833, Dia hidup sebagai bujang kaya berkat warisan orangtuanya. Schopenhauer hidup dengan ketakutan kerena dia merasa terancam. Oleh sebab itu, dia sering tidur dengan pistol di sampingnya. Ia banyak menerbitkan tulisan, namun tidak laku dijual. Dia sendirilah yang membeli buku karya tulisannya untuk disimpan. Beberapa tahun menjelang akhir hidupnya, barulah ia terkenal. Buku yang disimpannya itupun diedarkannya. Schopenhauer hidup sendiri. rencana pernikahannya selalu berantakan. Dia menganggap hidup dengan banyak orang memuakkan dan membuang waktu baginya. Ia menhina dan mengejek Kaum wanita sebagai “para karikatur”.

Akhir Hidupnya

Pada tahun 1860, keadaannya mulai memburuk. Dia pun meninggal pada 21 September 1860 karena gagal jantung ketika duduk di bangku sekitar rumahnya. Dia meninggal pada usia yang ketujuh puluh dua tahun.

    2. Pemikiran Filosofis

Filsafat Keinginan

Schopenhauer memberikan fokus kepada investigasinya terhadap motivasi seseorang. Sebelumnya, filsuf terkemuka Hegel telah mempopulerkan konsep Zeitgeist, ide bahwa masyarakat terdiri atas kesadaran akan kolektifitas yang digerakkan di dalam sebuah arah yang jelas. Schopenhauer memfokuskan diri untuk membaca tulisan-tulisan dua filsuf terkemuka pada masa kuliahnya, yaitu Hegel dan Kant. Schopenhauer sendiri mengkritik optimisme logika yang dijelaskan oleh kedua filsuf terkemuka tersebut dan kepercayaan mereka bahwa manusia hanya didorong oleh keinginan dasar sendiri, atau Wille zum Leben (keinginan untuk hidup) yang diarahkan kepada seluruh manusia.
Schopenhauer sendiri berpendapat bahwa keinginan manusia adalah sia-sia, tidak logika, tanpa pengarahan dan dengan keberadaan, juga dengan seluruh tindakan manusia di dunia. Schopenhauer berpendapat bahwa keinginan adalah sebuah keberadaan metafisikal yang mengontrol tindak hanya tindakan-tindakan individual, agent, tetapi khususnya seluruh fenomena yang bisa diamati. Keinginan yang dimaksud oleh Schopenhauer ini sama dengan yang disebut dengan Kant dengan istilah sesuatu yang ada di dalamnya sendiri.
Pandangan filosofis Schopenhauer melihat bahwa hidup adalah penderitaan. Schopenhauer menolak kehendak. Apalagi dengan kehendak untuk membantu orang menderita. Ajaran Schopenhauer menolak kehendak untuk hidup dan segala manifestasinya, namun ia sediri takut dengan kematian. I'AM STAYING HERE

Keputusan dan Hukuman

Schopenhauer menjelaskan seseorang yang hendak mengambil keputusan. Menurut dia, ketika kita mengambil keputusan, kita akan diperhadapkan dengan berbagai macam akibat. Oleh sebab itu, keputusan yang diambil memiliki alasan atau dasar. Keputusan-keputusan ini menjadi tidak bebas lagi bagi si pemilihnya. Pemilih itu harus diperhadapkan kepada beberapa akibat dalam sebuah keputusan. Segala tindakan yang dilakukan seseorang merupakan kebutuhan dan tanggung jawabnya. Segala kebutuhan dan tanggung jawab itu pun sudah dibawa sejak lahir dan bersifat kekal. Schopenhauer juga menegaskan jika tidak ada keinginan bebas, haruskah kejahatan dihukum?

Catatan

Filsafat Schopenhauer ini termasuk ke dalam Idealisme Jerman. Pendapat ini dibuktikan melalui perbandingan antara filosofis Schopenhauer dengan pandangan Idealisme Jerman. Keduanya mengajarkan bahwa realitas bersifat subjektif, artinya keseluruhan kenyataan merupakan konstruksi kesadaran Subjek. Dunia ini juga dipandang sebagai ide. Pandangan Schopenhauer ini pun dijadikan wakil dari Idealisme Jerman. Sekalipun memang ada hal-hal yang bersifat lebih khusus dan fundamental yang membedakan pemikiran Schopenhauer dengan Idealisme Jerman. Bagi Schopenhauer, dasar dunia ini transcendental dan bersifat irasional, yaitu kehendak yang buta. Kehendak ini buta, sebab, sebab desakannya untuk terus-menerus dipuaskan tidak bisa dikendalikan dan tidak akan pernah terpenuhi. Namun, justru keinginan yang tak sampai berarti penderitaan. Selanjutnya, menurut dia bahwa kehendak transendental itu mewujudkan diri dalam miliaran eksistensi kehidupan, maka hidup itu sendiri merupakan penderitaan. Jalan keluar yang diusulkan Schopenhauer ini pun cukup logis. Kalau hidup ini adalah penderitaaan, maka pembebasan dari penderitaan tersebut tentunya akan tercapai melalui penolakan kehendak untuk hidup. Konkretnya adalah lewat kematian raga dan bela rasa.
Cara pemikiran Schopenhauer ini menarik. Namun, tetap saja memiliki kesalahan. Masalah dalam filsafatnya berkaitan dengan pandangannya atas pengetahuan tentang prinsip individuasi. Menurut Schopenhauer, berkat pengetahuan inilah manusia sadar bahwa dirinya adalah sama dengan semua makhluk hidup lain (dasar dari sikap bela rasa) sehingga dia tidak perlu memutlakkan diri dan keinginannya (dasar sikap mati raga atau penyangkalan diri). Tanpa pengetahuan ini, manusia tidak akan mengalami pencerahan dan tetap berada dalam kegelapan.
Anggapan Schopenhauer ini menekankan dua hal, yaitu bahwa kesadaran manusia terbukti lebih kuat dibandingkan nafsu dan keinginannya, dan bahwa karena itu ia juga mampu memperhatikan keadaan kepentingan orang lain, di dalam hal ini berarti bahwa manusia bukanlah makhluk egois sebagai mana yang dipikirkan oleh Schopenhauer. Namun, jika kesadaraan bisa menguatkan manusia menyangkal diri dan berbela rasa, bukankah demikian kehendak untuk hidup itu sendiri bukan merupakan dasar dari segalanya?



    3. Komentar Penulis

Menurut saya, pemikiran Schopenhauer sebagian besar merupakan adaptasi dan berpacu pada pemikiran Kant dan Hegel. Pemikiran Schopenhauer akan wanita disebabkan oleh pengalaman pribadi nya yang telah dikecewakan oleh wanita yang penting bagi nya beberapa kali sehingga secara tidak langsung dan tanpa disadari Schopenhauer mengalami trauma seshingga ia menjaga jarak dengan wanita.

Ide-ide atau gagasan yang Schopenhauer miliki tidak jauh berbeda dari pemikiran filsuf yang sudah ada sehingga kurang diminati oleh masyarakat, hal tersebut dapat dilihat dari hasil buku-buku buatannya yang tidak laku dan sewaktu ia mengajar di universitas. Apabila Schopenhauer dapat mengembangkan pemikiran filsuf yang sudah ada menjadi lebih berkembang lagi kemungkinan masyarakat akan lebih tertarik dengan ide gagasannya.

Filosofi hidupnya mengenai keinginan hidup dan kehendak buta cukup dapat menarik perhatian masyarakat akan tetapi sayangnya filosofi dan buku nya baru banyak di kenali oleh masyarakat setelah Schopenhauer menutup masa hidupnya.

Demikian Tanggapan dari sang penulis, mohon maaf jika kurang berkenan di hati dan semoga artikel ini dapat memenuhi tugas online 2 Filsafat Manusia dengan baik dan semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi orang lain.


Saturday, April 1, 2017

Tugas Online 1 Filsafat Manusia

Rene Descartes

René Descartes atau yang juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literature berbahasa latin, adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis.  Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Rene Descartes sering disebut sebagai bapak filsafat modern. Rene Descartes lahir di La Haye Touraine-Prancis dari sebuah keluarga borjuis. Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18.
Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendakatan pemikirannya bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berfikir. Ini juga membuktikan keterbatasan manusia dalam berfikir dan mengakui sesuatu yang di luar kemampuan pemikiran manusia. Karena itu, ia membedakan "fikiran" dan "fisik". Pada akhirnya, kita mengakui keberadaan kita karena adanya alam fikir.
Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah:

"Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am) Atau, I think, therefore I exist.
Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang memengaruhi perkembangan kalkulus modern.
Ia juga pernah menulis buku sekitar tahun 1629 yang berjudul Rules for the Direction of the Mind yang memberikan garis-garis besar metodenya. Tetapi, buku ini tidak komplet dan tampaknya ia tidak berniat menerbitkannya. Diterbitkan untuk pertama kalinya lebih dari lima puluh tahun sesudah Descartes tiada. Dari tahun 1630 sampai 1634, Descartes menggunakan metodenya dalam penelitian ilmiah. Untuk mempelajari lebih mendalam tentang anatomi dan fisiologi, dia melakukan penjajakan secara terpisah-pisah. Dia bergumul dalam bidang-bidang yang berdiri sendiri seperti optik, meteorologi, matematika, dan berbagai cabang ilmu lainnya.
Sedikitnya ada lima ide Descartes yang punya pengaruh penting terhadap jalan pikiran Eropa:
(a) pandangan mekanisnya mengenai alam semesta;
(b) sikapnya yang positif terhadap penjajakan ilmiah;
(c) tekanan yang, diletakkannya pada penggunaan matematika dalam ilmu pengetahuan;
(d) pembelaannya terhadap dasar awal sikap skeptis; dan
(e) penitikpusatan perhatian terhadap epistemologi.

Karya Filsafat Rene Descartes :

1) Pengetahuan yang Pasti
Karya filsafat Descrates dapat dipahami dalam bingkai konteks pemikiran pada masanya, yakni adanya pertentangan antara scholasticism dengan keilmuan baru galilean-copernican. Atas dasar tersebut ia dengan misi filsafatnya berusaha mendapatkan pengetahuan yang tidak dapat diragukan. Metodenya ialah dengan meragukan semua pengetahuan yang ada, yang kemudian mengantarkannya pada kesimpulan bahwa pengetahuan yang ia kategorikan ke dalam tiga bagian dapat diragukan.
   1.Pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan, semisal kita memasukkan kayu lurus ke dalam air maka akan tampak bengkok.
    2.Fakta umum tentang dunia semisal api itu panas dan benda yang berat akan jatuh juga dapat diragukan. Descrates menyatakan bagaimana jika kita mengalami mimpi yang sama berkali-kali dan dari situ kita mendapatkan pengetahuan umum tersebut
   3.Logika dan Matematika prinsip-prinsip logika dan matematika juga ia ragukan. Ia menyatakan bagaimana jika ada suatu makhluk yang berkuasa memasukkan ilusi dalam pikiran kita, dengan kata lain kita berada dalam suatu matriks.
Dari keraguan tersebut, Descrates hendak mencari pengetahuan apa yang tidak dapat diragukan. Yang akhirnya mengantarkan pada premisnya Cogito Ergo Sum (aku berpikir maka aku ada). Baginya eksistensi pikiran manusia adalah sesuatu yang absolut dan tidak dapat diragukan. Sebab meskipun pemikirannya tentang sesuatu salah, pikirannya tertipu oleh suatu matriks, ia ragu akan segalanya, tidak dapat diragukan lagi bahwa pikiran itu sendiri eksis/ada.
Pikiran sendiri bagi Descrates ialah suatu benda berpikir yang bersifat mental (res cogitans) bukan bersifat fisik atau material. Dari prinsip awal bahwa pikiran itu eksis Descrates melanjutkan filsafatnya untuk membuktikan bahwa Tuhan dan benda-benda itu ada.

2) Ontologi Tuhan dan Benda
Berangkat dari pembuktiannya bahwa pikiran itu eksis, filsafatnya membuktikan bahwa Tuhan ada dan kemudian membuktikan bahwa benda material ada.
Descrates mendasarkan akan adanya Tuhan pada prinsip bahwa sebab harus lebih besar, sempurna, baik dari akibat. Dalam pikiran Descrates ia memiliki suatu gagasan tentang Tuhan adalah suatu makhluk sempurna yang tak terhingga. Gagasan tersebut tidak mungkin muncul/disebabkan oleh pengalaman dan pikiran diri sendiri, karena kedua hal tersebut merupakan sesuatu yang tidak sempurna dan dapat diragukan sehingga tidak memenuhi prinsip sebab lebih sempurna dari akibat. Gagasan tentang Tuhan yang ada dalam kepala (sebagai akibat) hanya bisa disebabkan oleh sebuah makhluk sempurna yang menaruhnya dalam pikiran saya, yakni Tuhan.
Setelah membuktikan adanya Tuhan, Descrates membuktikan bahwa benda material itu eksis. Ia menyatakan bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan ketidakmampuan untuk membuktikan bahwa benda material itu sejatinya tidak ada. Bahkan Tuhan menciptakan manusia untuk memiliki kecenderungan pemahaman bahwa benda material itu eksis. Apabila pemahaman benda material eksis hanya merupakan sebuah matriks kompleks yang menipu pikiran manusia, itu berarti Tuhan adalah penipu, dan bagi Descrates, penipu ialah ketidaksempurnaan. Padahal Tuhan ialah makhluk yang sempurna, oleh karena itu Tuhan tidak mungkin menipu, sehingga benda material itu pastilah ada.

3) Metafisika
Bagi Rene Descrates, realitas terdiri dari tiga hal. Yakni benda material yang terbatas (objek-objek fisik seperti meja, kursi, tubuh manusia, dan sebagainya), benda mental-nonmaterial yang terbatas (pikiran dan jiwa manusia), serta benda mental yang tak terbatas (Tuhan).
Ia juga membedakan antara pikiran manusia dan tubuh fisik manusia. Pembagian ini juga mengantarkannya pada pembagian keilmuan. Realitas material sebagai ranah bagi keilmuan baru yang dibawa Galileo dan Copernicus, realitas mental bagi keilmuan dalam bidang agama, etika, dan sejenisnya.
Namun, dualismenya ini juga yang kerap kali menjadi kritikan bagi berbagai filsuf lainnya seperti Barkley misalnya. Problem utama dari dualisme tersebut ialah bagaimana pikiran dan tubuh berinteraksi satu sama lainnya. serta terjebak dalam pilihan ekstrem, baginya benda hidup selain manusia (contoh:hewan) tidak memiliki pikiran dan jiwa, sehingga hanya dipandang sebagai bentuk material sama halnya seperti mesin.


referensi : https://id.wikipedia.org/wiki/Ren%C3%A9_Descartes

-Novia-


Saturday, November 5, 2016

TUGAS MOTIVASI USAHA 2

MY GOALS!!!

Pada kesempatan kali ini saya diberikan tugas oleh dosen Motivasi Usaha saya untuk menceritakan Goal(s) saya. Goals saya sendiri saya bagi menjadi beberapa aspek, antara lain aspek pendidikan, karir atau bisnis, materi, hiburan dan lainnya.

Goal(s) saya adalah menjadi orang yang sukses dan dapat membahagiakan keluarga saya terutama mama saya. Untuk mencapai goals itu saya harus memiliki bisnis atau usaha sendiri dimana usaha yang terpikirkan oleh saya adalah bisnis makanan / kantin di kawasan perkantoran seperti sudirman, kuningan, dll lalu saya ingin membuka cabang kantin di sekolahan. Saya memasang target di tahun 2026 bulan januari atau kurang lebih sekitar 10 tahun lagi dari sekarang. Mengapa saya ingin memulai bisnis saya di bulan Januari 2026 atau bias kita sebut sebagai awal tahun, karena saya memiliki kebiasaan dimana saya ingin memulai suatu hal maka hal itu harus dimulai dari awal (awal hari; awal minggu; awal bulan; atau awal tahun) agar dapat menjadi lebih maksimal, tidak ada kekurangan ataupun cacat, saya ingin melakukan segala sesuatu dengan sebaik mungkin. Goals ini termasuk dalam aspek karir saya.

Sebelum membuka usaha kantin saya ingin menjadi seorang direktur bagian HRD di perusahaan yang ternama, dimana gaji bulanannya sudah jauh lebih tinggi dari gaji saya sekarang ini. Dari gaji yang tinggi itu saya akan mengumpulkan modal untuk membuka bisnis kantin saya. Saya sudah harus bisa menjadi seorang direktur di bulan maret 2024. Atau disaat saya berusia 29 tahun. Saya ingin menjadi direktur muda yang memiliki karir yang gemilang, untuk mendapatkan hal tersebut saya harus bekerja dengan lebih giat, teliti, dan banyak belajar hal baru, baik hal yang berupa teori maupun praktek, berdasarkan internet, buku, ilmu pengetahuan maupun dari lingkungan social disekitar saya agar saya dapat memperluas jaringan pertemanan dan bisnis saya dan membantu saya untuk menjadi pribadi yang jauh lebih baik lagi dalam bertindak dan mengambil keputusan dalam meneyelesaikan sebuah masalah. Setelah saya menjadi direktur dan berhasil membuka usaha kantin saya, saya akan tetap menjalankan peran saya sebagai direktur hingga usia 45 tahun dan selama saya masih menjabat sebagai direktur usaha kantin saya akan saya percayakan kepada saudara atau teman yang saya percayai, lalu saya ingin mengambil pensiun dini agar saya dapat mengurus bisnis saya secara langsung dan dapat mengembangkannya menjadi bisnis yang jauh lebih besar lagi, disamping itu saya tetap mendapatkan uang pensiun dari perusahaan. Goals yang satu ini juga termasuk dalam aspek karir saya.


Di bulan Februari 2024 saya ingin jalan-jalan ke Genting, Malaysia bersama keluarga saya untuk berlibur. Lalu di bulan Desember 2023 saya ingin jalan-jalan ke China bersama keluarga saya. Di bulan September 2023 saya ingin menjelajahi Hongkong. Saya ingin berlibur ke Thailand di bulan Maret 2023, menjelajahi jajanan Thailand, kuil-kuil dan tempat wisata lainnya bersama keluarga saya. Goals ini termasuk dalam goals lainnya atau bisa disebut hobby atau untuk liburan. Saya termasuk orang yang suka berjalan-jalan menjelajah terutama ke tempat tempat asing yang belum pernah saya singgahi.


Sebelum menjelajahi tempat tempat tersebut saya harus lulus dan wisuda S2 terlebih dahulu. Saya berencana untuk mengambil kuliah S2 di Atma Jaya dengan jurusan Psikologi Terapan untuk memudahkan saya dalam berkarir.


Saya ingin memiliki keluarga kecil dimana terdiri dari 2 orang anak (anak perempuan dan laki-laki), saya dan suami saya (dimasa depan). Cukup dua anak saja, untuk mensukseskan program KB, tapi jika kenyataan berkata lain maka apa boleh buat, saya akan menerima apapun itu. Saya berencana anak kedua saya adalah anak perempuan dan anak pertama saya adalah anak laki-laki. Pada tahun 2021 saya berencana untuk hamil anak kedua saya.

Agar saya dapat membeli rumah tersebut saya harus memiliki pekerjaan dengan penghasilan yang cukup tinggi. Untuk itu saya ingin menjadi seorang Manager untuk bagian HRD di perusahaan ternama seperti perusahaan swasta atau perusahaan asing yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Saya sudah harus bisa menjadi seorang Manager di bulan Januari 2021, namun jika lebih cepat maka akan jauh lebih baik. Melalui posisi manager ini juga dapat mempermudah jalur saya menuju posisi Direktur. Goals yang satu ini termasuk dalam aspek karir.



Di bulan Agustus 2021 saya memulai kuliah S2 saya dengan jurusan Psikologi Terapan. Goal yang ini termasuk dalam aspek pendidikan yang juga akan mendukung dalam karir saya, karena untuk era  jaman sekarang pendidikan sangatlah diperhatikan dalam dunia karir, namun skill dan sikap atau attitude juga berperan penting dalam dunia karir, jadi saya juga akan terus mengembangkan kemampuan dan potensi diri saya, begitu juga sikap dan dalam bersosialisasi. Goal ini termasuk dalam aspek pendidikan.

Pada bulan April 2021 saya sudah harus bisa mengambil cicilan rumah atas nama saya sendiri. Saya ingin memiliki rumah dengan dua kamar tidur, satu ruang tamu, satu kamar mandi, satu ruang dapur, tempat cuci piring dan baju, teras dan halaman kecil. Goal yang ini termasuk dalam aspek materi atau harta.

Sebelum mengambil rumah saya harus menjabat posisi Manager atau setara dengannya di bagian HRD di perusahaan ternama, dimana nama perusahaan tersebut sudahlah tidak asing lagi di terlinga masyarakat umum. Goal ini termasuk dalam kategori karir.

Desember 2020 saya merencanakan hamil anak pertama saya, dimana saya menginginkan anak laki-laki agar anak tersebut nantinya dapat menjadi anak yang berbakti dan dapat melindungi adik perempuannya kelak.

November 2020 saya ingin menikah dengan seorang laki-laki yang baik, mapan, jujur, rajin, setia, dan sayang dengan saya apa adanya. Namun hati tidaklah dapat diarahkan, jika hati saya berkata lain dan jatuh cinta dengan lelaki diluar kriteria tersebut, maka saya juga akan tetap menerima dan mendukung calon suami saya nantinya agar dapat menjadi pemimpin yang baik bagi keluarga kecil saya nantinya. Setelah menikah saya ingin honeymoon atau berbulan madu ke jepang, mengapa saya memilih jepang, karena saya suka dengan Negara jepang, kultur jepang, anime, manga (yang berasal dari Negara sakura teresebut) saya ingin mampir ke kuil-kuil di Jepang, ke pusat elektronik, game, dan tempat wisata lainnya disana bersama suami saya kelak.

Sebelum menikah pastinya saya harus lulus dan wisuda S1 saya di Universitas Esa Unggul, dan mendapatkan gelar Novia, S.Psi. di bulan oktober 2020. Goal pendidikan ini akan mendukung Goals karir saya kedepannya agar saya dapat mendapatkan posisi karir dan penghasilan yang jauh lebih baik lagi kedepannya.

Di bulan April 2019 saya ingin mengambil cicilan mobil, spesifikasi nya adalah mobil Honda Mobilip berwarna putih, agar saya dapat mengajak keluarga saya berjalan jalan dengan lebih mudah, dan saya dapat berpergian jauh dengan keluarga saya untuk berlibur keluar kota lebih mudah lagi.

Di bulan Juli 2018 saya ingin berjalan-jalan ke jogja, menjelajahi kota-kota di Indonesia lebih mendalam lagi. Lalu di bulan April 2018 saya ingin memulai investasi di Logam Mulia pecahan 10 gram, dan setiap tahunnya juga akan terus berjalan, namun untuk bulan pembeliannya tergantung pada harga pasaran pada umumnya juga, jadi tidak tergantung per 12 bulanan, jika harga emas LM sedang turun kemungkinan saya akan membeli nya dengan pecahan lebih besar jika kondisi keuangan memungkinkan dan mendukung. Saya ingin menjadikan hal ini sebagai hal rutim untuk investasi kedepannya, dan jika harga emas sedang naik dan melambung tinggi tidak menutup kemungkinan juga saya akan menjual emas tersebut.Di bulan Februari 2018 saya ingin jalan-jalan ke Semarang. Di bulan Juli 2017 saya ingin pulang ke kampong halaman orang tua saya, yaitu Kalimantan Barat lebih tepatnya di bagian singkawang dan pemangkat untuk sembahyang kuburan kakek dan nenek saya disana.

Di bulan Maret 2017 saya ingin mulai mengambil cicilan motor untuk saya kendarai agar lebih mudah kemana saja, kapan pun, dan dapat menghemat ongkos saya naik kendaraan umum. Untuk detailnya saya ingin membeli motor Honda Blade 125cc. Saya ingin memiliki benda- benda atau materi berdasarkan kemampuan saya sendiri, memulai segala nya dari nol (0). Pada My Goals ini saya menulis bahwa saya ingin membeli mesin Printer untuk memudahkan saya dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah dan pekerjaan saya di tanggal 1 Desember 2016, namun untungnya saya sudah dapat membeli mesin tersebut di awal bulan November :)

Untuk goals jangka pendek saya adalah untuk mendapatkan pekerjaan baru di perusahaan bidang baru, dengan gaji yang lebih tinggi dibandingkan gaji sekarang ini, dan saya sangat berharap untuk pekerjaan baru ini dapat berhubungan dengan bagia HRD agar sejalan dengan jurusan perkuliahan saya dan dapat mempermudah jalur karir saya kedepannya. Sampai saat ini saya masih mencari pekerjaan tersebut dengan cara selalu mengupdate dan mengirim CV saya melalui website-website info lowongan pekerjaan, relasi dari orang-orang sekitar, dan saya juga sudah menjalankan beberapa interview dengan perusahaan bidang yang berbeda dan posisi yang berbeda, namun saya masih mencari pekerjaan yang sesuai dengan keinginan saya, baik dari segi gaji, lokasi, dan posisi.

Meskipun saat ini saya hanyalah seorang pegawai kontrak di sebuah Bank swasta dengan posisi sebagai Admin Customer Service, dan baru memulai perkuliahan saya di Universitas Esa Unggul dengan penjurusan Psikologi, namun saya akan terus bermimpi akan masa depan saya dan saya akan terus berusaha mewujudkan mimpi besar saya kedalam kenyataan, meskipun tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat, namun secara perlahan tapi pasti. Saya akan terus mengembangkan potensi yang ada didalam diri saya, banyak bersosialisasi untuk memperluas jaringan social saya agar dapat memudahkan kehidupan saya kedepannya. Saya juga ingin mendapatkan nilai yang bagus dalam aspek pendidikan saya, saya ingin mendapatkan nilai A dalam perkuliahan saya, dan ingin lulus dalam waktu yang jauh lebih cepat. Mimpi saya tidaklah berhenti sampai pada yang tertulis disini, namun mimpi saya akan terus berkembang seiring berjalannya waktu dan menjadi mimpi yang jauh lebih besar lagi.

Keep Dreaming and Make It Happen!
Believe In Yourself!
You Can Do It If You Want It!
Never Give Up!
Love What You Do, and Do What You Love :)